CABAI JAWA
ENGLISH | BAHASA INDONESIA | Go Berkah | Eco Racing | Eco Farming | B-Maxx | LVN Collagenia | LVN Crystal V | Sabun Collagen | Evitgo | LVN Xlim | Ecomaxx Coffee | Eco Vico | Cleansing Oil | LVN Serum | LVN Lip Cream | Day & Night Cream | Habspro | LVN Calsium | All Products | Cara Bisnis | Marketing Plan | Cara Join |
Mengungkap Rahasia Khasiat Cabai Jawa
Secara turun-temurun khasiat cabai Jawa sudah diakui manfaatnya. Tidak salah kiranya cabai Jawa disebut sebagai harta karun obat tradisional Indonesia.
Sebagai tumbuhan asli Indonesia, cabai Jawa merupakan sejenis rempah yang masih berkerabat dekat dengan tanaman lada dan kemukus. Cabai Jawa tercatat dalam keluarga Piperaceae atau sirih-sirihan.
Tanaman cabai Jawa memiliki berbagai sebutan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Java long pepper. Di Indonesia juga ada beberapa sebutan seperti lada Jawa, cabai jamu, cabai puyeng, lada panjang.
Orang Sumatra menyebutnya dengan cabai panjang. Masyarakat Sunda menyebutnya cabai Jawa. Masyarakat Jawa sendiri memberi nama cabean, cabe alas hingga cabe jamu. Orang Madura menyebutnya dengan sebutan cabe jharno, cabe ongghu dan cabe solah. Sementara masyarakat Sulawesi menamakannya dengan cabia dan cabian.
Pedagang jamu asal Solo, Tarni, mengakui cabai jamu memiliki beragam khasiat sehingga selalu menjadi salah satu bahan pembuatan jamu. Dia yang berjualan jamus ejak 1980-an mempercayai cabai Jawa bermanfaat sebagai obat untuk mengobati flu, demam, dan masuk angin.
”Cabai Jawa, salah satu tanaman obat terpenting di Indonesia sebagai tanaman herbal, obat dan jamu,” ujar dia sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, beberapa waktu lalu.
Dalam penjelasan ilmiah secara morfologi, cabai Jawa merupakan tanaman terna atau (tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu). Dengan kekhasan yang memanjat dan memiliki panjang batang sekitar 5 hingga 15 meter.
Memiliki buah dengan ujung bebas membulat, bentuknya memanjang dengan warna hijau menunjukan buah ini masih muda, lalu pada buah yang masak atau matang bewarna merah hingga hitam dengan susunan buah beruntai.
Khasiat cabai Jawa sudah diakui di berbagai daerah untuk mengobati beragam penyakit. Selain menjadi campuran ramuan jamu, ada juga yang menggunakan buah cabai Jawa untuk pengobatan flu, demam, dan masuk angin.
Di daerah Madura, cabai Jawa digunakan sebagai ramuan penghangat badan yang dapat dicampur dengan kopi, teh, dan susu. Bahkan beberapa daerah lain di Indonesia juga menggunakan sebagi obat luar di antaranya untuk pengobatan penyakit beri-beri dan reumatik.
Ada juga yang memercayai khasiat cabai Jawa untuk mengobati tekanan darah rendah, influenza, sesak napas, sakit kepala, kolera, bronhitis menahun hingga lemah syahwat. Khasiat lainnya seperti pengobatan dan penyembuhan penderita kencing manis.
Senyawa Kimia Cabai Jawa
Karena khasiatnya beragam, buah, daun, dan akar tanaman cabai Jawa dapat digunakan untuk pengobatan. Buah yang sudah tua dapat digunakan untuk pengobatan perut kembung, mulas, muntah-muntah.
Bisa juga untuk merangsang nafsu makan, peluruh keringat, encok, infeksi pada hati, tekanan darah rendah, urat saraf lemah, sukar bersalin, dan sebagai afrodisiaka.
Akar cabai Jawa dapat digunakan untuk sakit gigi, luka, dan kejang, sedangkan daunnya untuk obat kumur. Di India, Afrika Utara, Afrika Timur, dan Asia Tenggara, cabai Jawa juga digunakan untuk bumbu masak.
Ada rahasia mengapa cabai Jawa memiliki banyak khasiat. Senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jawa antara lain asam amino bebas, damar, minyak atsiri.
Termasuk juga beberapa jenis alkaloid seperti piperine, piperidin, piperatin, piperlonguminine, ?-sitosterol, sylvatine, guineensine, piperlongumine, filfiline, sitosterol, methyl piperate, minyak atsiri. Alkaloid utama yang terdapat di dalam buah cabe jawa adalah piperin.
Cabai jawa merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki efek stimulan terhadap sel-sel syaraf sehingga mampu meningkatkan stamina tubuh. Efek hormonal dari tanaman ini dikenal sebagai afrodisiaka.
Berdasarkan penelitian secara ilmiah, cabe jawa digunakan sebagai afrodisiaka karena mempunyai efek androgenik, untuk anabolik, dan sebagai antivirus.
Secara umum kandungan kimia atau senyawa kimia yang berperan sebagai afrodisiaka adalah turunan steroid, saponin, alkaloid, tannin dan senyawa lain yang dapat melancarkan peredaran darah.
Bagian yang dimanfaatkan sebagai afrodisiaka adalah buahnya dan diduga senyawa aktif yang berkhasiat afrodisiaka di dalam buahnya adalah senyawa piperine.
Selain punya banyak khasiat, cara mengonsumsi cabai Jawa juga mudah. Petik buah yang masih muda secukupnya dicuci bersih lalu dikunyah secara perlahan-lahan sampai benar-benar lumat dan ditelan bersama ampasnya.
Berdasarkan catatan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, pemakaian cabai Jawa bisa dengan mengkonsumsi buahnya secara langsung. Namun, bisa juga digunakan melalui proses pengeringan hingga bisa juga berbentuk seduhan.
2
Cabai Jawa, Tanaman Obat Asli Indonesia yang Kaya Manfaat
Cabai Jawa merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat seperti sirih dan lada. Batangnya bulat dan berkayu dengan panjang mencapai 10-12 meter.
Memiliki daunnya dengan jenis tunggal dan berbentuk bulat telur sampai lonjong. Cabangnya agak lunak dan tumbuh membelit pada pepohonan atau tonggak penyangga. Di setiap ruas akan keluar akar.
Buahnya lonjong dan berukuran kecil-kecil tersusun menjadi satu dalam satu tangkai buah yang panjangnya 2-7 cm. Rasa buahnya pedas dan beraroma dan berwarna cokelat keputih-putihan.
Cabai jawa banyak ditemukan terutama di daerah Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan. Daerah sentra produksi utamanya berada di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep), Lamongan dan Lampung.
Hampir sebagian besar masyarakat kenal dengan tanaman ini. Cabai ini selalu digunakan sebagai salah satu bahan penting pada berbagai menu lokal favorit warga Indonesia.
Tanaman ini termasuk tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Saat ini, kebutuhan industri kesehatan akan Cabai Jawa sangat tinggi, namun belum dapat dipenuhi kebutuhannya.
Hal ini disebabkan karena tanaman cabai jawa memang belum banyak dibudidayakan oleh petani.
Apa saja manfaatnya?
Cabai jawa (Piper retrofractum. Vahl), yang termasuk famili Piperaceae merupakan salah satu tanaman obat potensial. Tanaman ini sudah dimanfaatkan sejak zaman dahulu.
Pada tahun 1978, WHO dan UNICEF menetapkan cabai jawa sebagai tanaman yang dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit.
Dikutip dari Wikipedia, buah cabai jawa memiliki khasiat mengobati obat sakit perut, masuk angin, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas.
Karena itulah, cabai ini banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedasnya berasal dari senyawa piperin dengan kandungan sekitar 4,6 persen.
Salah satu jamu populer yang mengandung cabai jawa adalah Jamu Cabai Puyang, yang dibuat dengan bahan utama cabai jamu dan lempuyang.
Tanaman ini tidak melulu diolah menjadi bahan campuran ramuan jamu, namun bisa juga dilakukan dengan mengonsumsi buahnya secara lansgung. Jamu jawa dapat mengobati kencing manis dengan cara dikunyah secara perlahan-lahan sampai benar-benar lumat kemudian ditelan bersama ampasnya.
Menurut Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, penggunaan buah Cabai Jawa dalam bentuk seduhan cukup aman karena termasuk jenis ‘simplisia’ yang tidak berbahaya.
Dilansir dari Greeners.co, Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Cabai ini berkhasiat juga sebagai insektisida (racun serangga) nabati. Formulasi insektisida nabati campuran ekstrak cabai jawa dan srikaya efektif dalam upaya menekan persentase kehilangan hasil tomat dan juga serangan helicoverpa armigera. Dapat mematikan rayap tanah hingga lebih dari 80%.
Comments
Post a Comment